Jelaskan tentang
perkembangan jaringan computer sebagai sarana yang digunakan dalam proses
telematika!
Pertama adalah periode rintisan yang berlangsung akhir tahun
1970-an sampai dengan akhir tahun 1980-an. Periode kedua disebut pengenalan,
rentang wktunya adalah tahun 1990-an, dan yang terakhir adalah periode
aplikasi. Periode ketiga ini dimulai tahun 2000.
a. Periode Rintisan
Aneksasi Indonesia terhadap Timor Portugis, peristiwa Malari,
Pemilu tahun 1977, pengaruh Revolusi Iran, dan ekonomi yang baru ditata pada
awal pemerintahan Orde Baru, melahirkan akhir tahun 1970-an penuh dengan
pembicaraan politik serta himpitan ekonomi. Sementara itu sejarah telematika
mulai ditegaskan dengan digariskannya arti telematika pada tahun 1978 olehwarga
Prancis.
Mulai tahun 1970-an inilah Toffler menyebutnya sebagai zaman
informasi. Namun demikian, dengan perhatian yang minim dan pasokan listrik yang
terbatas, Indonesia tidak cukupmengindahkan perkembangan telematika.
Memasuki tahun 1980-an, perubahan secara signifikanpun jauh
dari harapan. Walaupun demikian, selama satu dasawarsa, learn to use
teknologi informasi, telekomunikasi, multimedia, mulai dilakukan. Jaringan
telpon, saluran televisi nasional, stasiun radio nasional dan internasional,
dan komputer mulai dikenal di Indonesia, walaupun penggunanya masih terbatas.
Kemampuan ini dilatarbelakangi oleh kepemilikan satelit dan perekonomian yang
meningkat dengan diberikannya penghargaan tentang swasembada pangan dari
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) kepada Indonesia pada tahun 1984.
Setahun sebelumnya di Amerika Serrikat, tepatnya tanggal 1
Januari 1983, internet diluncurkan. Sejak ARPAnet (Advance Research Project
Agency) dan NSFnet (National Science Foundation) digabungkan, pertumbuhan
jaringan semakin banyak, dan pada pertengahan tahun, masyarakat mulai
memandangnya sebagai internet.
Penggunaan teknologi telematika oleh masyarakt Indonesia
masih terbatas. Sarana kirim pesan seperti yang sekarang dikenal sebagi email
dalam suatu group, dirintis pada tahun 1980-an. Mailinglist (milis) tertua di
Indonesia dibuat olehJhhny Moningka dan Jos Lukuhay, yang mengembangkan
perangkat "pesan" berbasis "unix", "ethernet",
pada tahun 1983, persis bersamaan dengan berdirinya internet sebagai protokol
resmi di Amerika Serikat. Pada tahun- tahun tersebut, istilah "unix",
"email", "PC", "modem", "BBS",
"ethernet", masih merupakan kata-kata yang sangat langka.
Periode rintisan telematika ini merupakan masa dimana
beberapa orang Indonesia belajar menggunakan telematika, atau minimal
mengetahuinya. Tahun 1980-an, teleconference terjadwal hampir sebulan sekali di
TVRI (Televisi Republik Indonesia) yang menyajikan dialog interaktif antara
Presiden Suharto di Jakarta dengan para petani di luar jakarta, bahkan di luar
pulau Jawa. Pada pihak akademisi dan praktisi praktisi IT (Information and
Technology), merekam penggunaan internet sebagai berikut.
Menjelang akhir tahun 1980-an, tercatat beberapa komunitas
BBS, seperti Aditya (Ron Prayitno), BEMONET (BErita MOdem NETwork), JCS
(Jakarta Computer Society - Jim Filgo), dan lain-lain. Konon, BEMONET cukup
populer dan bermanfaat sebagai penghilang stress dengan milis seperti
"JUNK/Batavia". Di kalangan akademis, pernah ada UNInet dan Cossy.
UNINET merupakan sebuah jaringan berbasis UUCP yang konon pernah menghubungkan
Dikti, ITS, ITB, UI, UGM, UnHas, dan UT. Cossy pernah dioperasikan dengan
menggunakan X.25 dengan pihak dari Kanada. Milis yang kemudian muncul menjelang
akhir tahun 1980-an ialah the Indonesian Development Studiesi (IDS) (Syracuse,
1988); UKIndonesian (UK, 1989); INDOZNET (Australia, 1989); ISNET (1989); JANUS
(Indonesians@janus.berkeley.edu), yang saking besarnya sampai punya beberapa
geographical relayers; serta tentunya milis kontroversial seperti APAKABAR.
Jaringan internet tersebut, terhubungakan dengan radio. Medio
tahun 1980 diisi dengan komunikasi internasional melalui kegiatan radio amatir,
yang memiliki komunitas dengan nama Amatir Radio Club (ARC) Institut Teknologi
Bandung (ITB). Bermodalkan pesawattransceiver HF SSB Kenwood TS 430 dengan
computer Apple II, sekitar belasan pemuda ITB menghubungkan server BBS amatir
radio seluruh dunia, agar email dapat berjalan lancar.
b. Periode Pengenalan
Periode satu dasawarsa ini, tahun 1990-an, teknologi
telematika sudah banyak digunakan dan masyarakat mengenalnya. Jaringan radio
amatir yang jangkauannya sampai ke luar negeri marak pada awal tahun
1990. hal ini juga merupakan efek kreativitas anak muda ketika itu, setelah
dipinggirkan dari panggung politik, yang kemudian disediakan wadah baru dan
dikenal sebagai Karang Taruna. Pada sisi lain, milis yang mulai digagas sejak
tahun 1980-an, terus berkembang.
Internet masuk ke Indonesia pada tahun 1994, dan milis adalah
salah satu bagian dari sebuah web. Penggunanya tidak terbatas pada kalangan
akademisi, akan tetapi sampai ke meja kantor. ISP (Internet Service Provider)
pertama di Indonesia adalah IPTEKnet, dan dalam tahun yang sama, beroperasi ISP
komersil pertama, yaitu INDOnet. Dua tahun keterbukaan informasi ini, salahsatu
dampaknya adalah mendorong kesadaran politik dan usaha dagang. Hal ini juga
didukung dengan hadirnya televise swasta nasional, seperti RCTI (Rajawali Citra
Televisi) dan SCTV (Surya Citra Televisi) pada tahun 1995-1996.
Teknologi telematika, seperti computer, internet, pager,
handphone, teleconference, siaran radio dan televise internasional - tv kabel
Indonesia, mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia. Periode pengenalan
telematika ini mengalami lonjakan pasca kerusuhan Mei 1998. Masa krisis
ekonomi ternyata menggairahkan telematika di Indonesia. Disaat keterbukaan yang
diusung gerakan moral reformasi, stasiun televise yang syarat informasi seperti
kantor berita CNN dan BBC, yakni Metro Tv, hadir pada tahun 1998. Sementara
itu, kapasitas hardware mengalami peningkatan, ragam teknologi software terus
menghasilkan yang baru, dan juga dilanjutkan mulaibergairahnya usaha pelayanan
komunikasi (wartel), rental computer, dan warnet (warung internet). Kebutuhan
informasi yang cepat dan gegap gempita dalam menyongsong tahun 2000, abad 21,
menarik banyak masyarakat Indonesia untuk tidak mengalami kesenjangan digital (digital
divide).
Pemerintah yang masih sibuk dengan gejolak politik yang
kemudian diteruskan dengan upaya demokrasi pada Pemilu 1999, tidak
menghasilkansuatu keputusan terkait perkembangan telematika di Indonesia.
Dunia pendidikan juga masih sibuk tambal sulam kurikulum sebagai dampak
perkembangan politik terbaru, bahkan proses pembelajaran masih menggunakan
cara-cara konvensional. Walaupun demikian, pada tanggal 15 Juli 1999, arsip
pertama milis Telematika dikirim oleh Paulus Bambang Wirawan, yakni sebuah
permulaan mailinglist internet terbesar di Indonesia
c. Periode Aplikasi
Reformasi yang banyak disalahartikan, melahirkan gejala yang
serba bebas, seakan tanpa aturan. Pembajakan software, Hp illegal, perkembangan
teknologi computer, internet, dan alat komunikasi lainnya, dapat denganb mudah
diperoleh, bahkan dipinggir jalan atau kios-kios kecil. Tentunya, dengan harga
murah. Keterjangkauan secara financial yang ditawarkan, dan gairah dunia
digital di era millennium ini, bukan hanya mampu memperkenalkannya kepada
masyarakat luas, akan tetapi juga mualai dilaksanakan, diaplikasikan. Pada
pihak lain, semua itu dapat berlangsung lancar, dengan tersedianya sarana
transportasi, kota-kota yang saling terhubung, dan industri telematika dalam
negeri yang terus berkembang.
Awal era millennium inilah, pemerintah Indonesia serius
menaggapi perkembangan telematika dalam bentuk keputusan politik. Kebijakan
pengembangan yang sifatnya formal "top-down" direalisasikan dengan
dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 50 Tahun 2000 tentang Tim Koordinasi
Telematika Indonesia (TKTI), dan Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2001 tentang
Pendayagunaan Telematika. Dalam bidang yang sama, khususnya terkait dengan
pengaturan dan pelaksanaan mengenai nernagai bidang usaha yang bergerak di
sector telematika, diatur oleh Direktorat Jendral Aplikasi Telematika (Dirjen
Aptel) yang kedudukannya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Menteri
Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia.
Selanjutnya, teknologi mobile phone begitu cepat pertumbuhannya.
Bukan hanya dimiliki oleh hamper seluruh lapisan masyarakat Indonesia, fungsi
yang ditawarkan terbilang canggih. Muatannya antara 1 Gigabyte, dapat
berkoneksi dengan internet juga stasiun televise, dan teleconference melalui
3G. Teknologi computer demikian, kini hadir dengan skala tera (1000
Gigabyte), multi processor, multislot memory, dan jaringan internet
berfasilitas wireless access point. Bahkan, pada café dan kampus tertentu,
internet dapat diakses dengan mudah, dan gratis. Terkait dengan hal tersebut,
Depkominfo mencatat bahwa sepanjang tahun 2007 yang lalu, Indonesia telah
mengalami pertumbuhan 48% persen terutama di sektor sellular yang mencapai 51%
dan FWA yang mencapai 78% dari tahun sebelumnya.
Selain itu, dilaporkan tingkat kepemilikan komputer pada
masyarakat juga mengalami pertumbuhan sangat signifikan, mencapai 38.5 persen.
Sedangkan angka pengguna Internet mencapai jumlah 2 juta pemakai atau naik
sebesar 23 persen dibanding tahun 2006. Tahun 2008 ini diharapkan bisa mencapai
angka pengguna 2,5 juta. Data statistik tersebut menunjukkan aplikasi
telematika cukup signifikan di Indonesia. Namun demikian, telematika masih
perlu disosialisasikan lebih intensif kepada semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali.
Pemberdayaan manusianya, baik itu aparatur Negara ataupun non-
pemerintah, harus terus ditumbuhkembangkan.
Selama perkembangan telematika di Indonesia sekitar tiga
dasawarsa belakangan ini, membawa implikasi diberbagai bidang. Kemudahan yang disuguhkan
telematika akan meningkatkan kinerja usaha, menghemat biaya, dan memperbaiki
kualitas produk. Masyarakat juga mendapat manfaat ekonomis dan peningkatan
kualitas hidup.
Peluang untuk memperoleh informasi bernuansa porno dan bentuk
kekerasan lainnya, dapat terealisir. Di lain pihak, segi individualis dan
a-sosial amat mungkin akan banyak menggejala di masyarakat. Walaupun demikian,
masih banyak factor lain yang dapat mempengaruhi perilaku masyarakat
tertentu dan factor yang sama dapat berdampak lain pada lingkungan yang
berbeda.
Sejak AS, sebagai negara yang paling awal mempunyai inisiatif
dalam pembangunan superhighways informasi, meluncurkan The National
Infrastructure Information-nya pada tahun 1991, banyak negara industri lainnya
mengikutinya. Bulan Februari 1996 Inggris dan Jerman memperkenalkan
kebijakan-kebijakan superhighways informasi mereka, yaitu The Information
Society Initiative di Inggris dan program The Info 2000 di Jerman.
Tak lama kemudian di tahun 1996, negara di Asia Tengah mengikutinya,
seperti Filipina dengan Tiger, Malaysia dengan Multimedia Super Corridor (MSC)
dan Singapura dengan Singapore-ONE. Dan di tahun 1997 Indonesia meluncurkan
kebijakan superhighways informasi dengan nama Nusantara 21.
Beda antara Nusantara 21 dengan kebijakan superhighways
informasi negara lain
dapat dijelaskan oleh 4 hal yaitu :
a. Evolusi Teknologi, Teknologi terus
berubah. Prakiraan perkembangan teknologi di masa mendatang sangat beragam. Di
antara banyak negara tidak ada persetujuan mengenai kebutuhan untuk
menghubungkan dengan kabel tempat-tempat paling jauh. Beberapa pakar berfikir
bahwa teknologi wireless yang didukung oleh satelit dengan orbit rendah mungkin
dapat mewujudkan komunikasi broadband dengan baik. Di Indonesia tampaknya
terjadi evolusi teknologi yang unik. Mengingat masyarakat Indonesia sebagian
besar tinggal di pedesaan dan banyak yang buta huruf, sehingga tampaknya
teknologi visual dan pembicaraan (speech) akan lebih mendapat tempat di
masyarakat daripada teknologi informasi dengan tulisan (text).
b. Struktur pasar dan strategi
industri, Para aktor strategi industri yang terlibat dalam pembuatan
superhighways informasi tidak tergantung pada negara dimana mereka
tinggal. Strategi-strategi dari para aktor utama dalam industri content juga
menggambarkan ketidakpastian mengenai masa depan peralatan layanan informasi
yang akan digunakan. Karena tergantung struktur pasar, bisa jadi di masa depan
strategi yang tepet berada dalam pilihan alternatif antara lain multimedia (
seperti CD-ROM, perangkat lunak PC dan piringan video digital) atau kabel
(seperti TV kabel, telekomunikasi kabel dengan serat optic) atau jejaring
telekomunikasi dari berbagai jenis teknologi telekomunikasi. Di Indonesia
struktur pasarnya cukup beragam, ada wilayah urban, suburbia, dan rural. Untuk
urban semua alternatif seperti multimedia, kabel, jejaring, telekomunikasi
dapat dipertimbangkan. Tetapi untuk daerah suburbia dan rural, tampaknya
yang paling tepat adalah jejaring telekomunikasi dari berbagai teknologi yang
sebelumnya telah ada dan tinggal mengalami beberapa penyempurnaan, oleh karena
itu Nusantara 21 dipersiapkan mengadopsi jejaring telekomunikasi dari berbagai
jenis teknologi telekomunikasi.
c. Penyusunan Institusional, Kebijakan
– kebijakan superhighways informasi melibatkan berbagai badan atau agen
pemerintah yang berkoordinasi secara fungsional, sektoral ataupun territorial.
Dalam fungsinya, di AS atau Inggris, pemerintah tidak mengontrol seluruh proses
kebijakan karena telah ada agen-agen regulasi independent. Secara sektoral,
konflik dan persaingan institusional dapat terjadi di antara departemen
pemerintah. Di Indonesia yang berperan dalam N21 merupakan tim yaitu Tim
Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI) yang melibatkan banyak menteri sesuai
keppres 30 tahun 1997. Hal ini menunjukkan peran pemerintah Indonesia masih
sangat besar dibandingkan peran swasta, masyarakat dan lain-lain. Adapula
institusi yang lemah posisinya daripada TKTI, yaitu Kelompok Kerja Penyusunan
Konsep Buku Nusantara 21 yang terdiri dari 14 kelompok yang terdiri dari wakil
Telkom, Indosat, dan Universitas.
d. Akomodasi terhadap nilai – nilai
nasional, Walaupun label “masyarakat informasi” yang sama digunakan di berbagai
negara, visi sosial yang dikandungnya memiliki content local yang unik, yang
berpijak pada nilai-nilai sosial dasar masing-masing masyarakat setiap negara.
Di Indonesia, konsep superhighways informasi N21 tidak terlepas dari aspek
Wawasan Nusantara yang heterogen dan Ketahanan Nasional, baik dari segi
ekonomi, sosial, politik, serta pertahanan keamanan, yang telah muncul sejak
adanya konsep satelit. Bahkan N21 sesungguhnya merupakan pemutakhiran dari
Palapa, dengan tetap menggunakan pendekatan pada nilai-nilai yang
mempersatukan nusantara. Selain itu, N21 tercakup juga dalam program Multimedia
Asia (M2A), program yang bertujuan mempersatukan wlayah Asia melalui
telematika.
e. Interaksi dengan
kebijakan-kebijakan publik lainnya, Melalui tiga analisis yang umumnya
dilakukan di semua negara (daya saing ekonomi, perbaikan kondisi sosial,
liberalisasi telekomunikasi), juga analisis spesifik untuk masing- masing
negara, kebijakan superhighways juga dihubungkan kepada kebijakan-kebijakan
publik lainnya.
Di Indonesia, Nusantara 21 berkaitan dengan kebijakan –
kebijakan mengenai daya saing ekonomi masyarakat Indonesia menghadapi pasar global,
kebijakan pengurangan kesenjangan antara lapisan sosial ekonomi, kebijakan
pertumbuhan industri nasional khususnya industri teknologi telekomunikasi,
kebijakan perbaikan kondisi sosial masyarakat, kebijakan peningkatan pendidikan
dan pengajaran serta kebijakan melestarikan kebudayaan nasional.
Sedangkan mengenai kebijakan liberalisasi telekomunikasi
tampaknya tidak terlalu mendapat dukungan. Swasta dilibatkan tetapi masih
terbatas. Tetapi yang tampaknya terpenting dan khas dari N21 adalah interaksinya
dengan kebijakan persatuan dan kesatuan Indonesia dan pertahanan keamanan yang
sangat kiat tidak lepas dari nilai-nilai Wawasan Nusantara dan Ketahanan
Nasional
Ragam Bentuk Telematika
Ragam bentuk yang akan disajikan merupakan aplikasi yang
sudah berkembang diberbagai sektor, maka tidak menutup kemungkinan terjadi
tumpang tindih. Semua kegiatan dengan istilah work and play dapat menggunakan
telematika sebagai penunjang kinerja usaha semua usaha dalam semua sektor,
sosial, ekonomi dan budaya. Bentuk-brntuk trsebut adalah.
1. E-goverment
E-goverment dihadirkan dengan maksud untuk administrasi
pemerintahan secara elektronik. Di Indonesia ini, sudah ada suatu badan yang
mengurusi tentang telematika, yaitu Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI).
TKTI mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan dan mempelopori program aksi
dan inisiatif untuk menigkatkan perkembangan dan pendayagunaan teknologi
telematika di Indonesia, serta memfasilitasi dan memantau pelaksanaannya.
Tim tersebut memiliki beberapa terget. Salah satu targetnya
adalah pelaksanaan pemerintahan online atau e-goverment dalam bentuk situs/web
internet. Dengan e-goverment, pemerintah dapat menjalankan fungsinya melalui sarana
internet yang tujuannya adalah memberi pelayanan kepada publik secara
transparan sekaligus lebih mudah, dan dapat diakses (dibaca) oleh komputer dari
mana saja.
E-goverment juga dimaksudkan untuk peningkatan interaksi,
tidak hanya antara pemerintah dan masyarakat, tetapi juga antar sesama unsur
pemerintah dalam lingkup nasional, bahkan intrernasional. Pemerintahan tingkat
provinsi sampai kabupaten kota, telah memiliki situs online. Contohnya adalah
DPR, DKI Jakarta, dan Sudin Jaksel. Isi informasi dalam e-goverment, antara
lain adalah profil wilayah atau instansi, data statistik, surat keputusan, dan
bentuk interaktif lainnya.
2. E-commerce
Prinsip e-commerce tetap pada transaksi jual beli.
Semua proses transaksi perdagangan dilakukan secara elektronik. Mulai dari
memasang iklan pada berbagai situs atau web, membuat pesanan atau kontrak,
mentransfer uang, mengirim dokumen, samapi membuat claim.
Luasnya wilayah e-commerce ini, bahkan dapat meliputi
perdagangan internasional, menyangkut regulasi, pengiriman perangkat lunak
(soft ware), erbankan, perpajakan, dan banyak lagi. E-commerce juga memiliki
istilah lain, yakni e-bussines. Contoh dalam kawasan ini adalah toko online,
baik itu toko buku, pabrik, kantor, dan bank (e-banking). Untuk yang disebut
terakhir, sudah banyak bank yang melakukan transaksi melalui mobile phone, ATM
(Automatic Teller Machine - Anjungan Tunai Mandiri) , bahkan membeli pulsa.
3. E-learning
Globalisasi telah menghasilkan pergeseran dalam dunia
pendidikan, dalri pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan
yang lebih terbuka. Di Indonesia sudah berkembang pendidikan terbuka dengan
modus belajar jarah jauh (distance lesrning) dengan media internet berbasis web
atau situs.
Kenyataan tersebut dapat dimungkinkan dengan adanya teknologi
telematika, yang dapat menghubungkan guru dengan muridnya, dan mahasiswa dengan
dosennya. Melihat hasil perolehan belajar berupa nilai secara online, mengecek
jadwal kuliah, dan mengirim naskah tugas, dapat dilakukan.
Peranan web kampus atau sekolagh termasuk cukup sentral dalam
kegiatan pembelajaran ini. Selain itu, web bernuansa pendidikan non-institusi,
perpustakaan online, dan interaksi dalam group, juga sangatlah mendukung.
Selain murid atau mahasiswa, portal e-learning dapat diakses oleh siapapun yang
memerlukan tanpa pandang faktor jenis usia, maupun pengalaman pendidikan
sebelumnya.
Hampir seluruh kampus di Indonesia, dan beberapa Sekolah
Menegah Atas (SMA), telah memiliki web. Di DKI Jakarta, proses perencanaan
pembelajaran dan penilaian sudah melalui sarana internet yang dikenal sebagai
Sistem Administrasi Sekolah (SAS) DKI, dan ratusan web yang menyediakan modul-modul
belajar, bahan kuliah, dan hasil penelitian tersebar di dunia internet.
Bentuk telematika lainnya masih banyak lagi, antara lain ada
e-medicine, elaboratory, e- technology, e-research, dan ribuan situs yang
memberikan informasi sesuai bidangnya. Di luar berbasis web, telematika dapat
berwujud hasil dari kerja satelit, contohnya ialah GPS (Global Position
System), atau sejenisnya seperti GLONAS dan GALILEO, Google Earth, 3G, dan kini
4G, kompas digital, sitem navigasi digital untuk angkutan laut dan udara, serta
teleconference.
Jelaskan tentang perkembangan teknologi wireless yang meliputi hardware,
sistem oprasi dan program aplikasi yang digunakan pada perangakt wireless!
a.
Hardware
Access Point + plus
Perangkat
dibawah ini adalah perangkat standard yang digunakan untuk access point. Access
Point dapat berupa perangkat access point saja atau dengan dual fungsi sebagai
internal router. Bahkan pada model terbaru sudah ditambahkan teknologi Super G
dengan kemampuan double transmisi, smart DHCP bagi client network dan hardware
standard monitor serta Firewall dan sebagainya. Alat Access point dapat
dipasangkan pada sebuah hub, cable modem atau alat lainnya untuk menghubungkan
computer dengan WIFI kedalam sebuah network lain.
b.
PCMCIA
Adapter
Alat ini
dapat ditambahkan pada notebook dengan pada PCMCIA slot. Model PCMCIA juga tersedia
dengan tipe G atau double transmit.
c.
USB
Wireless Adaptor
Termasuk
perangkat baru dan praktis pada teknologi WIFI. Alat ini mengambil power 5V
dari USB port. Untuk kemudahan USB WIFI adapter dengan fleksibel ditempatkan
bagi notebook dan PC. Tetapi pada perangkat USB WIFI Adapter memiliki batasan.
Sebaiknya mengunakan USB port 2.0 karena kemampuan sistem WIFI mampu mencapai
data rate 54Mbps. Bila anda memerlukan kepraktisan, penambahan perangkat
Wireless USB adaptor adalah pilihan yang tepat, karena bentuknya yang praktis
dan dapat dilepas. Tetapi perlu diingatkan bahwa dengan supply power kecil dari
USB port alat juga memilki jangkauan lebih rendah, selain bentuk antenna yang
ditanam didalam cover plastik akan menghambat daya pancar dan penerimaan pada
jenis perangak ini.
d.
USB Add-on
PCI slot
Perangkat
ini umumnya diberikan bersama paket mainboard untuk melengkapi perangkat WIFI
pada sebuah computer. Sama kemampuannya dengan PCI card wireless network tetapi
mengunakan jack USB internal pada mainboard termasuk pemakaian power diambil
dari cable tersebut. Perangkat pada gambar dibawah ini juga dapat diaktifkan
sebagai Access Point melalui software driver. Kekuatan alat ini terletak pada
antenna, dan memiliki jangkauan sama seperti PCI Wireless adaptor.
e.
Mini PCI
bus adapter
Perangkat
miniPCI bus untuk WIFI notebook berbentuk card yang ditanamkan didalam case
notebook. Berbeda dengan card yang digunakan pada computer dengan PCI
interface. PCImini bus adalah slot PCI yang disediakan pada notebook dan
pemakai dapat menambahkan perangkat seperti WIFI adaptor didalam sebuah notebook.
Umumnya perangkat hardware dengan miniPCI bus tidak dijual secara umum, tetapi
model terbaru seperti pada Gigabyte GN-WIAG01 dengan kemampuan WIFI Super G
sudah dijual bebas untuk upgrade Wireless adaptor bagi sebuah notebook.
Perangkat mini PCI untuk wireless nantinya diberikan 2 buah socket antena dan terhubung dengan antena di sisi layar sebuah notebook. Untuk keterangan dimana perangkat ini dipasang, dapat dilihat pada gambar menginstall Mini PCI bus.
Perangkat mini PCI untuk wireless nantinya diberikan 2 buah socket antena dan terhubung dengan antena di sisi layar sebuah notebook. Untuk keterangan dimana perangkat ini dipasang, dapat dilihat pada gambar menginstall Mini PCI bus.
Beberapa aplikasi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kinerja wireless:
·
wireless Wizard 5.21
·
linksys wireless-G USB Network Adapter 1.0
·
AirTies Network Assistant 1.0
·
Zamzom wireless network tool 01.07.0.09
Jelaskan
dan gambarkan fitur layout telematika!
a.
Head Up
Display System
Head Up
Display (HUD) merupakan sebuah tampilan transparan yang menampilkan data tanpa
mengharuskan penggunanya untuk melihat ke arah yang lain dari sudut pandang
biasanya. Asal nama dari alat ini yaitu pengguna dapat melihat informasi dengan
kepala yang terangkat (head up) dan melihat ke arah depan daripada melihat ke
arah bawah bagian instrumen. Walaupun HUD dibuat untuk kepentingan penerbangan
militer sekarang HUD telah digunakan pada penerbangan sipil, kendaraang
bermotor dan aplikasi lainnya.
b.
Tangible
User Interface
Tangible User Interface, yang disingkat TUI adalah
antarmuka dimana seseorang dapat berinteraksi dengan informasi digital lewat
lingkungan fisik. Tangible UI disebut tangible bits, yaitu memberikan bentuk
fisik kepada informasi digital sehingga membuat bit dapat dimanipulasi dan
diamati secara langsung.
c.
Computer
Vision
Computer
Vision (komputer visi) merupakan ilmu pengetahuan dan teknologi dari mesin yang
melihat. Dalam aturan pengetahuan, komputer visi berhubungan dengan teori yang
digunakan untuk membangun sistem kecerdasan buatan yang membutuhkan informasi
dari citra (gambar). Data citranya dapat dalam berbagai bentuk, misalnya urutan
video, pandangan dari beberapa kamera, data multi dimensi yang di dapat dari
hasil pemindaian medis.
d.
Browsing
Audio Data
Browsing
Audio Data merupakan metode browsing jaringan yang digunakan untuk browsing
video / audio data yang ditangkap oleh sebuah IP kamera. Jaringan video / audio
metode browsing mencakupi langkah-langkah sebagai berikut:
· Menjalankan sebuah program aplikasi komputer lokal
untuk mendapatkan kode identifikasi yang disimpan dalam kamera IP.
· Transmisi untuk mendaftarkan kode identifikasi ke DDNS
(Dynamic Domain Name Server) oleh program aplikasi.
· Mendapatkan kamera IP pribadi alamat dan alamat server
pribadi sehingga pasangan IP kamera dan control kamera IP melalui kamera IP
pribadi.
· Compile ke layanan server melalui alamat server
pribadi.
·
Speech Recognation. Dikenal juga dengan pengenal suara
otomatis (automatic speech recognition) atau pengenal suara komputer (computer
speech recognition).
· Speech Synthesis. Speech synthesis merupakan hasil
kecerdasan buatan dari pembicaraan manusia. Komputer yang digunakan untuk tujuan
ini disebut speech syhthesizer dan dapat diterapkan pada perangkat lunak dan
perangkat keras. Sebuah sistem text to speech (TTS) merubah bahasa normal
menjadi pembicaraan.